Diposting Oleh Diandra Natakembahang
Bermula diriwayatkan, adapun yang menjadi Raja
dimasa ini memerintah Negeri Kenali sekarang ialah Ranji Pasai bertempat di Bernasi.
Raja ini serta anak rakyatnya memeluk Agama Budha, menyembah patung
patung dan kayu kayu besar yang diperbuat oleh
nenek moyang mereka.
Dimasa ini datang seorang laki laki bernama Umpu
Belunguh. Adapun Umpu Belunguh ini
datangnya dari Madinah di Tanah Arab, dan beliau ini
sudah pernah ketanah Setambul dan Bagdat. Dari
Madinah beliau ini pergi ke Hadramaut,
dan dari Hadramaut tidak
diketahui bagaimana dan jalan
apa maka Umpu Belunguh ini sampai ke Pagar Ruyung [Sumatra Barat].
Maksud perjalanan Umpu Belunguh ini, ialah akan mengembangkan Agama Allah
yaitu Agama Islam. Sesampainya
beliau ini di Pagar
Ruyung didapatinya orang-orang Pagar Ruyung sudah
memeluk Agama Islam. Setelah beberapa lama beliau berdiam
di Pagar Ruyung, maka beliau ini meneruskan perjalanan
akan mengembangkan agama Islam bersama 7 orang hulu balang pemberian Raja
Pagar Ruyung untuk menjadi kawan dan pengikutnya.
Mereka ini berjalanlah menyisir pesisir arah Batanghari
Musi sampai kemudian sampailah ke Liba
Hadji. Liba Hadji ini ialah negeri tempat kedudukan Poyang Rakian, yang menjadi raja duduk memerintah dimasa ini. Umpu
Belunguh dan hulubalang hulubalangnya
pergi mendapatkan Poyang Rakian dan
menceriterakan sebagaimana maksud
perjalanannya ialah akan mengembangkan Agama
Islam. Poyang Rakian serta rakyat-rakyatnya dimasa ini boleh
dibilang sudah memeluk Agama Islam. Beberapa lama Umpu
Belunguh serta pengiring-pengiringnya
tinggal di Liba Haji ini dan
pada suatu ketika beliau ini mohon
izin pada Poyang Rakian akan meneruskan perjalanan, maksud beliau
ini dikabulkan oleh Poyang Rakian .
Umpu Belunguh bersama
hulubalang-hulubalangnya berjalanlah dan sampai
pula pada satu dusun jang bernama Subik
dimarga Ranau
sekarang. Beliau tinggal menumpang
pada raja yang berkuasa disini
ialah Umpu
Sehujan. Umpu Belunguh
serta pengiring pengiringya tinggal
disini beberapa lamanya serta akan mengembangkan
Agama Allah, tetapi orang-orang yang diam di Subik ini serta
rajanya juga sudah memeluk Agama Allah.
Dari Umpu Sehujan ini, Umpu Belunguh mendapat
keterangan bahwa di Bernasi
orang orang serta rajanya belum beragama Islam dan sekarang
masih menyembah batang batang kayu dan patung patung. Umpu
Belunguh menerangkan maksudnya pada Umpu
Sehujan akan meneruskan perjalanan. Oleh karena
Umpu Sehujan sangat sayang serta percaya pada Umpu Belunguh, maka Umpu Sehujan
ini bermaksud benar akan berangkat bersama-sama
dengan Umpu Belunguh. Setelah dicari saat
yang baik sebagai kepercayaan raja raja dimasa ini, maka dikumpulkan
beberapa hulubalang hulubalang Umpu Sehujan serta mereka ini mulai
berangkat meneruskan perjalanan menuju arah Bernasi.
Mereka mereka ini sampai di Sukau, terus ke Kembahang, terus
ke Hanibung [Batu Bekhak] dan terus ke Bernasi. Sepanjang
perjalanan yang dilalui oleh mereka mereka
ini kebanyakan sudah juga mengenal
serta memeluk agama Allah. Sesampainya
mereka ini di Bernasi, maka pergilah Umpu
Belunguh serta Umpu Sehujan dan pengiring pengiringnya
mendapatkan serta memperkenalkan diri pada raja
yang berkuasa disini, ialah Ranji Pasai [Umpu Sekarmong] sebagai yang telah diceriterakan diawal sekali.
Umpu Belunguh dan Umpu Sehujan serta pengiring-pengiringnya memperkenalkan diri
kepada Raja Ranji Pasai, serta tinggal menumpang pada raja ini beberapa lamanya.
Akan tetapi maksud kedatangan Umpu Belunguh serta pengiring pengiringnya
belumlah diceritakan pada raja ini.
Setelah lama berkenalan Umpu Belunguh memohonkan satu
permintaan pada Raja Ranji Pasai, akan menjadi tanda mata
persahabatan, ialah beliau minta sepotong tanah
akan tempatnya mendirikan rumah. Permintaan ini dikabulkan
Raja dengan segala senang hati, serta dikasih baginda sepotong tanah bernama Sangawikh. Disinilah Umpu Belunguh serta
pengiringnya mendirikan sebuah rumah dengan dibantu
oleh rakyat rakyat Raja Ranji Pasai.
Setelah rumah itu
selesai dan ditunggui oleh Umpu Belunguh serta
pengiring-pengiringnya, maka mulailah Umpu Belunguh
menjalankan maksudnya dibantu oleh
Umpu Sehujan yang akan
mengembangkan Agama Islam. Mula mula Umpu
Belunguh mengembangkan agama ini ialah pada
rakya rakyat Raja, dan banyaklah diantara
rakyat-rakyat raja Ranji Pasai yang mengikut serta
sangat percaya pada agama yang dikembangkan oleh Umpu Belunguh.
Hampir kira kira setengah rakyat Raja Ranji Pasai yang sudah
menurut agama Allah. Pada suatu hari Umpu Belunguh
pergi mendapatkan Raja Ranji Pasai
dengan maksud mencoba akan mengislamkan raja ini.
Setelah beberapa bersoal jawab dengan
raja ini, maka Umpu Belunguh dapat keputusan
dari raja Ranji Pasai bahwa beliau ini tiada mau
menurut agama Umpu Belunguh, dan raja ini tiada mau mengubah ubah agama nenek
moyangnya dahulu.
Umpu Belunguh ini seorang ulama besar [alim
ulama] dan setengah orang mengatakan bahwa beliau ini
seorang keramat. Beliau ini tiada mudah
putus asa serta keras kemaun. Beliau minta izin pada raja
akan pulang ke rumahnya di Sangawikh. berulang-ulang Umpu Belunguh
datang mendapatkan raja dengan maksud akan mengislamkan
raja ini, tetapi raja sangat berkeras tiada mau
menurut. Umpu Belunguh mendapat ancaman dari raja akan diusir
dari Sangawikh, dan manakala tiada mau bisa jadi akan diusir dengan
kekerasan.
Umpu Belunguh serta Umpu Sehujan dan sekalian
rakyat rakyatnya yang sudah dibawah pengaruhnya, tiada bercemas
hati mendengar ancaman dari raja ini, melainkan dengan sabar
dijalankan beliau juga maksudnya pada sekalian rakyat rakyat
yang belum mau menurut. Ancaman ancaman
raja pada Umpu Belunguh serta pengiring pengiringnya
diceriterakan beliau pada Umpu Sehujan dan pada sekalian orang orang yang sudah
mengikutinya.
Mendengar ancaman raja ini maka panaslah hati sekalian rakyat
Umpu Belunguh dan diwaktu ini banyaklah patung
patung dan berhala berhala yang dirusak oleh rakyat raja yang sudah
menurut Umpu Belunguh. Hal ini diketahui raja, dengan sangat
murkanya baginda mengumpulkan hulubalang hulubalang serta rakyat
rakyat akan mengusir Umpu Belunguh dengan pengiring-pengiringnya.
Tetapi tatkala diketahui raja bahwa hampir semua
rakyatnya sudah ingkar dari padanya dan sudah dibawah
pengaruh Umpu Belunguh, maka rajapun masgullah hatinya serta
timbullah takut beliau akan mengusir Umpu Belunguh dari
Sangawikh.
Oleh karena sangat masgulnya hati raja ini, terhadap Umpu
Belunguh, Maka raja ini pindah diistana beliau di Jerambai [Bedudu].
Setelah diketahui oleh Umpu Belunguh bahwa raja sudah pindah ke Jerambai, maka
datanglah Umpu Belunguh mendapatkan raja itu serta akan mengislamkan beliau.
Raja ini bukannya mau menurut malahan dengan sangat marahnya diusirnya Umpu
Belunguh dari istananya. Umpu Belunguh menceriterakan halnya dari diusir raja
itu pada sekalian pengikutnya. Dengan tidak dapat disabarkan lagi, serta dengan
kepanasan hati maka berangkatlah sekalian rakyat Umpu Belunguh serta Umpu
Sehujan ke Jerambai cukup dengan alat senjatanya dengan maksud akan memerangi
raja Ranji Pasai.
Setelah dilihat Raja akan pengikut pengikut Umpu Belunguh itu datang dengan
alat senjatanya, maka raja menyiapkan pula rakyatnya seberapa yang ada akan
melawan rakyat Umpu Belunguh. Diwaktu ini terjadilah peperangan antara rakyat Raja
Ranji Pasai dengan rakyat Umpu Belunguh. Oleh karena tiada tertahan oleh
rakyat Raja Ranji Pasai akan serangan dari rakyat Umpu Belunguh,
maka rakyat raja habis lari dan pecah belah, serta raja ini
lari pula ke Gunung Pesagi. Akan ceriteranya raja Ranji Pasai ini
tiada diketahui lagi dan kata setengah keterangan orang beliau mati.
Oleh karena Umpu Belunguh telah mendapat kemenangan dalam
peperangan ini dan Bernasi tiada beraja
lagi, maka Umpu Belunguh dengan rakyat rakyatnya
menduduki Bernasi. Atas kemauan serta pilihan dari
sekalian rakyat maka Umpu Belunguh diangkat
menjadi Raja di Bernasi. Beliau ini
terus juga menjalankan maksudnya mengembangkan Agama Islam
dengan leluasa serta tiada mendapat gangguan gangguan
lagi.
Umpu Belunguh disini tiada beristeri dan tiada pula beranak, maka diangkat
beliau 7 [tujuh] orang kesayangannya menjadi anak yaitu:
1. Beringin Muda, asal keturunan Perwatin Tanjung sekarang.
2. Tatak, asal keturunan Yakkub Ginting.
3. Tatau, asal keturunan Raja Pemuka di Gunung Kemala.
4. Jaga, asal keturunan Batin Tarja di Negeri
Canda.
5. Kuning, asal keturunan Batin Parsi.
6. Mandan, asal keturunan Raja Mulia di Kota Karang.
7. Sindi, asal keturunan Pesirah
Kenali.
Masing masing mereka yang 7 [tujuh] ini ada
mempunyai surat surat serta keterangan keterangan dari
keturunan keturunan mereka. Dari ke 7 [tujuh] anak angkatnya
Umpu Belunguh ini, maka anaknya yang ke 5 yaitu Kuning didudukkan beliau menjadi raja
dimasa ini, menggantikan beliau. Setelah kuning
duduk menjadi raja, pada suatu hari Umpu
Belunguh sedang berjalan jalan melihat tamasya alam, maka kata setengah
riwayat diwaktu itu Umpu Belunguh hilang, kemana perginya wallahualam
seorangpun tiada mengetahui.
Tersusun di Bumi Agung 20 Februari
1939
Batin Parsi
[keturunan Umpu Kuning]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar