Oleh Diandra
Natakembahang dan Drs Fauzi Fattah M.M.
Hirarki Adat [Kedudukan Adat/Tingkatan
Adat] seseorang dalam Struktur Pemerintahan Adat Lampung Paksi Pak Sekala
Bekhak indikatornya dapat dilihat dan ditentukan dari seberapa banyak Jamma
[Bawahan/Anak Buah] dari seseorang untuk mencapai Adoq [GelarAdat] tertentu.
Hirarki Adat dalam Struktur Pemerintahan Adat
Paksi Pak Sekala Bekhak dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah:
1.
Suttan/Pangeran/Dalom
2.
Khaja/Depati
3.
Batin
4.
Khadin
5.
Minak
6.
Kimas
7.
Mas/Itton
Adoq seperti seperti Sultan, Pangeran,
Dalom dan penamaan kediaman seperti Lamban Gedung hanya diperuntukkan bagi
Saibatin dan Keluarganya dan dilarang dipakai oleh orang lain. Dalam garis dan
peraturan adat tidak terdapat kemungkinan untuk membeli Adoq dan Hirarki Adat
baik dengan Cakak Pepadun atau dengan cara cara lainnya. Tentang Hirarki Adat
seseorang dalam Struktur Pemerintahan Adat tidaklah dapat dinilai dari materi
dan kekuatan yang dapat menaikkan kedudukan seseorang di dalam Lingkungan Adat
melainkan ditentukan oleh Asal, Akhlak dan banyaknya Jamma [Anak Buah/Pengikut]
seseorang dalam Lingkungan Adat. Bilamana ketiganya terpenuhi maka kedudukan
seseorang di dalam Adat tidak perlu dibeli dengan harta benda atau diminta dan
akan dianugerahkan dengan sendirinya.
Kesempatan untuk mewariskan dan atau
menaikkan kedudukan seseorang di dalam adat dilaksanakan pada acara Nayuh atau
Pernikahan. Pewarisan Hirarki Adat dan pemberian Adoq pada Masyarakat Adat
Lampung Paksi Pak Sekala Bekhak disebut dengan Saibatin Lulus Kawai yang bermakna bahwa kedudukan seseorang
didalam Adat diwariskan dari garis lurus keturunan tertua dalam Institusi Adat.
Pengumuman untuk Pewarisan Hirarki Adat dan pemberian Adoq ini dilaksanakan
dalam upacara yang lazim menurut Adat di antara khalayak dengan penuh khidmat
diiringi alunan bunyi Canang. Prosesi pemberian Adoq ini dihadiri oleh Saibatin
Sultan atau Penyimbang yang ditunjuk beserta para Pembesar lainnya. Dari rangkaian
kata kata dalam bentuk syair dapat disimak ungkapan “Canang Sai Pungguk Khayu Ya Mibokh Di Dunia Sapa Ngeliak Ya Nikham
Sapa Nengis Ya Hila” terjemahannya bebasnya bermakna “Bunyi Gong Laksana
Suara Pungguk Yang Syahdu Merayu, Gemanya Terdengar Keseluruh Dunia, Siapa Yang
Melihat Ia Terkesima Dan Rindu, Siapa Yang Mendengarnya Ia Akan Terharu”. Ini
bermakna bahwa pengumuman kenaikan kedudukan seseorang di dalam Adat telah
diumumkan secara resmi.
Petutokhan adalah Panggilan
Kekeluargaan dan atau Panggilan Kekerabatan seseorang dalam Masyarakat Adat
Lampung Paksi Pak Sekala Bekhak yang berdasarkan Hirarki Adat seseorang di
dalam adat. Masyarakat Adat Lampung Paksi Pak Sekala Bekhak jarang sekali
memanggil seseorang dengan menyebut namanya kecuali bila lawan bicaranya
umurnya dibawah atau lebih muda darinya. Mereka selalu memanggil dengan
panggilan kekerabatan yang disebut “Tutokh”. Bila mereka baru kenal atau baru
bertemu maka yang dipertanyakan masing masing mereka adalah apa panggilan saya
kepada anda [Sekindua ji betutokh api jama Pusekam/Api Tutokhku jama Niku].
Untuk Panggilan setingkat Kakak adalah
Pun [Pria] dan Khatu [Wanita] untuk Sultan/Pangeran/Dalom, Atin untuk
Khaja/Depati, Dang [Pria] dan Cik Wo [Wanita] untuk Batin, Udo Ngah [Pria] dan
Cik Ngah [Wanita] untuk Khadin, Udo [Pria] dan Wo [Wanita] untuk Minak, Abang
[Pria] dan Ngah [Wanita] untuk Kimas serta Kakak untuk Mas/Itton. Sedangkan
panggilan kepada Orang Tua adalah Akan [Pria] dan Ina Khatu [Wanita] untuk
Sultan/Pangeran/Dalom, Aki [Pria] dan Ina Batin [Wanita] untuk Khaja/Depati,
Ayah [Pria] dan Ina Batin [Wanita] untuk Batin sedangkan untuk Khadin, Minak,
Kimas dan Mas/Itton menggunakan panggilan Bak [Pria] dan Mak [Wanita].
Panggilan setingkat Paman dan Bibi
adalah Pak Dalom [Pria] dan Ina Dalom [Wanita] untuk Sultan/Pangeran/Dalom, Pak
Batin [Pria] dan Ina Batin [Wanita] untuk Khaja/Depati, Tuan Tengah [Pria] dan
Cik Tengah [Wanita] untuk Batin, Pak Balak [Pria] dan Ina Balak [Wanita] untuk
Khadin, Pak Ngah [Pria] dan Mak Ngah [Wanita] untuk Minak, Pak Lunik [Pria] dan
Ina Lunik [Wanita] untuk Kimas serta Pak Cik [Pria] dan Mak Cik [Wanita] untuk
Mas/Itton. Panggilan untuk Kakek Nenek adalah Tamong Dalom dan Kajong Dalom
untuk setingkat Sultan/Pangeran/Dalom, Tamong Batin dan Kajong Batin untuk
setingkat Khaja/Depati dan Batin sedangkan untuk Khadin, Minak, Kimas,
Mas/Itton Mas menggunakan panggilan Tamong dan Kajong. Namun demikian beberapa
Petutokhan mungkin agak berbeda disetiap
Paksinya.
Tutokh seseorang dengan orang lain tidaklah
sekehendaknya saja melainkan ada jalur jalur tertentu yang menyebabkan Tutokh
itu, atau dengan kata lain ada orang yang menjadi Sandaran/Ikutan kita untuk
memakai Tutokh tersebut [Wat Tutukanni]. Jika kita dengar orang lain Tutokh Pak
Batin kepada seseorang maka kita belum tentu harus Tutokh Pak Batin juga,
barangkali kita hanya Tutokh Pak Lunik. Sebagai contoh Adik Ayah kita Kawin
Semanda dengan anak perempuan seorang yang beradoq Khaja, maka orang dari fihak
Isteri Paman kita itu akan memanggil Paman kita tersebut dengan panggilan Pak
Batin tetapi dari pihak keluarga kita tetap memanggilnya Pak Lunik tidak boleh
kita ikut ikutan memanggil Pak Batin pula.
Tutokh kita terhadap orang lain dipilih
jalur yang paling dekat dan paling baru. Contoh kita Tutokh Mamak [Tutokh
Bapak] kepada seseorang karena dia anak dari Adik Kakek kita, kemudian orang
tersebut menikah dengan Kakak Perempuan kita, maka Tutokh kita kepadanya yang
tadinya Mamak berubah menjadi Abang [Tutokh Muakhi] karena jalur yang baru ini
lebih dekat hubungan kekerabatannya dibandingkan jalur yang lama. Jalur yang
lama adalah Anak dari Adiknya Kakek kita sedangkan jalur yang baru adalah
Suaminya Kakak Perempuan kita.
Bila kita baru bertemu dengan seseorang
[bukan sanak famili] sehingga kita tidak punya jalur Tutokh yang pasti maka
kita lihat kepantasannya dari segi umur. Bila dia sekiranya tidak jauh berbeda
umurnya dengan kita maka kita pakai saja Tutokh Muakhi [Panggilan terhadap
orang yang segenerasi/sebaya] seperti Pun, Atin, Dang, Udo, Abang. Tetapi jika
jarak umur kita dengan dia jauh lebih tua dia maka sebaiknya kita pakai Tutokh
Bapak [panggilan terhadap generasi setingkat diatas kita] seperti Pak Dalom,
Pak Batin, Pak Balak, Pak Ngah, Pak Lunik. Tetapi kalau dia masih bujang maka kita
Tutokh Mamak dan jika dia masih gadis maka kita Tutokh Minan. Tutokh Mamak dan
Minan hanya berlaku bila yang bersangkutan masih lajang, jika yang bersangkutan
dia sudah menikah maka Tutokh berubah menjadi Pak…. atau Ina….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar